Pidato Ulang
Tahun ke 43 terbentuknja Pemerintah Revolusioner Sementara Republik Papua Barat
dirobah nama mendjadi Pemerintah Nasional Republik Papua Barat (PNRPB).
Saudara2 sebangsa dan setanah air, Rakjat dan Pedjoang2 jang heroik diseluruh
Papua Barat, Pedjoang2 Pengungsi2 di PNG dan di Diaspora,
Pertama-tama
kita mengutjapkan sjukur kepada Tuhan Pentjipta langit dan bumi jang
menganugerahkan tanah dan bangsa Papua jang kita sama-sama mentjintai. Hari ini
1 Maret 2016, Ulang Tahun ke-43 Hari terbentuknja Pemerintah Revolusioner
Sementara Republik Papua Barat (PRSRP).Pemerintah jang lahir didalam
Perdjoangan di Markas Victoria, Papua Barat. Pemerintah jang lahir oleh karena
hasrat dan keinginan luhur rakjat Papua Barat.
Dengan
Perlindungan dan Pertolongan Tuhan Jang Maha Kuasa Chalik semesta alam, maka
tibalah Bangsa West Papua pada saat jang berbahagia untuk menentukan masa depan
Nusa dan Bangsa Papua Barat, turun-temurun sepandjang sedjarah manusia sebagai
Bangsa dan Negara jang Merdeka dan berdaulat penuh diantara Bangsa-Bangsa di
Dunia.
Bahwasanja
Negara Republik Papua Barat jang berdasarkan “KASIH”, mendjundjung dan
mendjamin hak-hak Fundamentil Manusia, Kemerdekaan, Demokrasi dan Keadilan
serta senantiasa mengusahakan kemakmuran dan kebahagiaan bagi Rakjatnja agar
turut setjara aktif dalam usaha-usaha mendjamin perdamaian dunia.
Pemerintah
Revolusioner Sementara (PRS) melengkapi apa jang sudah ditjiptakan oleh
Pemimpin2 Papua di Nieuw Guinea Raad (Dewan Nieuw Guinea) 1 December
1961.Pemerintah ini lahir sesuai tata-pergaulan internasional, setjara hukum
dan politik. Sebagai seorang pelari estafet menjerahkan tongkat perdjoangan
kepada generasi penerus untuk mentjapai finish line.
Setelah
keputusan MU-PBB 19 November 1969 memutuskan untuk masalah Papua Barat
take-note dan kedaulatan Papua Barat diserahkan kepada Pemerintah Republik
Indonesia.
Seluruh
Rakjat Papua, ditanah-air, Pedjoang2 dihutan rimba Papua Barat dan chususnja di
Markas Victoria meratap. Pemimpin2 Papua di Diaspora jang hadir diluar gedung
PBB di New York dengan spandoek HARI HITAM bagi seluruh Rakjat Papua Barat.
Pemimpin2
Papua Barat jang bersama Pemerintah Belanda ke negeri Belanda bersama Pemimpin2
Papua di tanah-air tidak menjusun satu PLAN. Tidak ada PLAN B djika Pemerintah
Indonesia memakai tipu-muslihatnja tidak mematuhi huruf dan djiwa New York
Agreement sesuai praktek internasional. Ditengah keputus-asaan dan tidak ada
pengharapan, Peminpin Menase Suwae bersama keluarga menjerah ke PNG. Disusul
rekan2 seperdjoangan Rex Rumakiek,Fred Warikar,Mozes Saufkaur, Bas Fairio dll.
Di-tengah2
keputus-asaan dan kebingunan sisa pemuda-pemudi di Markas Victoria, Letnan dua
TNI Seth Jafet Rumkorem menggabungkan diri di Markas Victoria awal Juni 1970.
Pemuda2 dan pemudi jang masih bertahan di Markas Victoria jang atas nama
seluruh rakjat Papua memutuskan untuk Perdjoangan dilandjutkan. Pemuda2 pemudi
di Markas Victoria adalah Jacob Hendrik Pray, Jael Pray, Uri Richard Joweny,
Philemon Snamaido T Jarisetouw, Marthen Tabu, Louis Nussy, Enos Burumey, Agus
Bonsapia, Fred Duith, Obed Bill Sabuni (Tabuni), Pieter Bonsapia, Simon Imbiry,
Julius Marandoff dan Jantje Gandeguay Nussy.
Pemuda2
pemudi tersebut diatas bergabung dalam organisasi Front/Komando Pembebasan Papua
Barat-Angkatan ‘69 (F/KPPB-A’69) pada 15 Juni 1970 bersama letnan dua TNI Seth
Jafet Rumkorem mentjiptakan TEKAD NASIONAL. Isi TEKAD NASIONAL adalah
“Konsolidasi untuk Perdjoangan dilandjutkan mendjawab Keputusan Madjelis Umum
PBB 19 November 1969 dan hasil PEPERA jang tidak adil dari Pemerintah
neo-kolonial Republik Indonesia.Kedua, persiapan2 dilakukan untuk “Proklamasi
Sepihak” dilakukan sebelum Pemilihan Umum jang pertama dan demokratis di
Indonesia 5 Juli 1971.
Demikian
Perdjoangan dilandjutkan dengan membuka lembaran sedjarah jang baru oleh
pemuda-pemudi Papua Barat di Markas Victoria.Kami dari Markas Victoria kontak
untuk Permenas Ferry Awom di Manokwari bergabung ke Markas Victoria. Sebelum
kurir kami tiba di Manokwari, rekan seperdjoangan Ferry Awom pertjaja amnesti
Presiden Suharto dan menjerah kepada Pemerintah Indonesia. Hasilnja anggota2
ABRI di Manokwari membunuh Permenas Ferry Awom. Sama halnja dengan Presiden Dr.
Somokil dari Republik Maluku Selatan (RMS).
Dengan ilmu
dan pengetahuan tentang militer jang dimiliki oleh letnan dua TNI Seth Jafeth
Rumkorem melatih pemuda2 Papua di Markas Victoria dalam bidang gerilja.
Barisan2
gerilja ini dibentuk sebelum resmi Tentara Pembebasan Nasional (TPN) dibentuk
oleh Pendirinja Brigadier-General TPN, Chief-in-Commander TPN.
Dengan
kekurangan2 material dan tak bisa bergabungnja Pemimpin2 Papua Barat dari
Jayapura ke Markas Victoria untuk Persiapan Proklamasi Sepihak. Ada suara2
orang Papua jang mengatakan bahwa Proklamasi Sepihak 1 Juli 1971 adalah naskah
dari Tuan Nicolaas Jouwe. Hal ini keliru sekali djika anda tidak mau mengenal
sedjarah sendiri dan tidak mau ketinggalan. Pendjelasan, pada rapat pleno 22
Juni 1971, tiga naskah diadjukan (naskah Tuan Seth Jafeth Rumkorem, naskah Tuan
Jacob Hendrik Pray dan naskah Tuan2 Uri Joweny dan Louis Nussy). Rapat Pleno
menerima naskah Uri Joweny dan Louis Nussy mendjadi naskah Proklamasi Sepihak 1
Juli 1971.
Proklamasii
Sepihak 1 Juli 1971 adalah realisasi hari bersedjarah 1 December 1961 jang
belum dilengkapi. Djika 1 December 1961 sudah diproklamirkan oleh Nieuw Guinea
Raad, pasti Soekarno tidak akan umumkan TRIKORA di Djokjakarta 19 December
1961.
Pedjoang2
Pelari2 estafet Papua Merdeka dengan TEKAD NASIONAL 15 Juni 1970 mengingatkan
kita generasi penerus sekarang, kita mutlak TERBUKA, SPORTIF dan RASA
PATRIOTISME baik di front nasional dan front internasional.
Rakjat Papua
dan Pedjoang2 jang mulia, setelah peristiwa hitam 7 Juli 1981, dimana Letnan
dua TPN Gerardus Thommy ikut membunuh rekan2 seperdjoangan karena permainan
kotor Tuan Jacob H Pray. Kaum intelektuil Papua dan anggota2 militer Papua di
TNI bersama pemimpin2 rakjat Papua ditanah air mendorong Presiden Seth Jafeth
Rumkorem dan missi keluar negeri untuk mentjari dukungan moril dan pengakuan
internasional terhadap Proklamasi Sepihak 1 Juli 1971.
Rapat2
antara kaum intelektuil, pemimpin2 Papua dan Markas Victoria menghasilkan
pengisian kabinet Rumkorem. Lembaga exekutif, Presiden Seth Jafet Rumkorem,
Menteri Dalam Negeri Arnold Ap, Menteri Luar Negeri Bernard Tanggahma, Menteri
Keuangan Tan Seng Thay, Menteri Pertahanan Uri Richard Joweny, Menteri
Penerangan Constantinopel Ruhukail, Menteri Justisi Fred Athaboe SH, Menteri
Pendidikan Thom Ireeuw. Ketua Senat Drs. Jermias Wawar mengepalai lembaga legislatif.
Kepala Staf TPN Col. Philemon Snamaido T. Jarisetouw.
Dengan
formasi baru ini kaum intelektuil mengutus Tuan Fred Athaboe SH, Menteri
Justisi ikut dalam Missi Victoria dibawah pimpinan Presiden Rumkorem berangkat
dari Hollandia/Jayapura dengan perahu Victoria menudju Republik Vanuatu. Kapten
kapal adalah Louis Nussy bersama 7 pemuda2 pedjoang dari Markas
Victoria.Setelah kehabisan bensin 16 September 1982, kami diperintahkan oleh
Presiden Rumkorem masuk kota Rabaul, PNG meminta resmi untuk membeli minjak
bensin dll sebelum melandjutkan perdjalanan ke Vanuatu. Louis Nussy
diperintahkan melaporkan kantor polisi Rabaul jang mengakibatkan kami tertahan
dan dipendjarakan.
Setelah
pengadilan, kami dibebaskan sambil menunggu aplikasi2 kami untuk kenegara
ketiga jang berikan suaka politik. PBB menghubungi pemerintah Junani dibawah
Perdana Menteri Andreas Papandreou. Tuan2 Seth Jafeth Rumkorem, Fred Athaboe SH
dan Louis Nussy berangkat dari Rabaul/PNG 25 November 1983 via Port Moresby,
Singapore, Bangkok dan Athena.Tiba di Athena, Junani 26/11/1983. Sedangkan 7
rekan2 seperdjoangan lain ditahan Pemerintah PNG di PNG. Missi jang rakjat
pertjajakan kepada kami, kami lari estafet, sebelum Rumkorem meninggal dunia
sudah serahkan kepada pelari estafet baru.
Pada 10
Februari 2009 rapat Pemerintah Revolusioner Sementara Republik Papua Barat
(PRSRPB) untuk perobahan nama Pemerintah sesuai dengan perkembangan politk,
huruf dan djiwa Proklamasi Sepihak 1 Juli 1971.Pada 14 Februari 2009 Presiden
Rumkorem menjerahkan tongkat estafet perdjoangan kepada Presiden Indey. Pada
14-2-2009 Pemerintah Revolusioner Sementara Republik Papua Barat merobah nama
mendjadi Pemerintah Nasional Republik Papua Barat (PNRPB). Ini sedjarah singkat
tentang pemerintah dalam perdjoangan. Dalam pelantikan Kabinet Indey, partai
politik CDA di Belanda djuga ikut hadir. Orang2 Papua diBelanda diundang tapi
tak ada jang hadir. Hanja Tuan Jos Marey jang hadir.
Setelah pembentukan
Pemerintah Nasional Republik Papua Barat, Tuan Nicolaas Jouwe tekad untuk
kembali ke Indonesia dan menghantjurkan perdjoangan. Tuan Jouwe berpesta-pora
diatas darah rakjat Papua 500.000 jang dibunuh oleh Pemerintah Indonesia
bersama ABRI-nja.
Rakjat Papua
Barat dan rakjat2 di Pasifik mutlak waspada ! Lampu kuning mulai berkelip-kelip
untuk idee Indonesia Raja jang diidam-idamkan. Expansionist neo-kolonialist
Indonesia sudah hadir resmi di Melanesia dengan keanggotaan Melanesian
Spearhead Group (MSG).Sedangkan United Liberation Movement jang baru dua tahun
mendjadi Observer di MSG (Observer, berarti tak punja hak dalam forum ini).
Tuan2 Rex
Rumakiek dan Andreas (Andy) Ajamiseba sebagai menteri2 dalam kabinet Rumkorem
berkedudukan di Port Vila. Sebelum meninggalnja alm Seth Jafeth Rumkorem, Tuan2
Andy Ajamiseba memblokir hubungan antara Presiden PRS/OPM dengan Pemerintah
Vanuatu. Latar belakangnja, Tuan Andy Ajamiseba mempunjai hubungan baik dengan
Joris Tan Rawejay (bekas ketua Pemuda Merah Putih) di Serui.
Dari sumber
Tuan BK dan Tuan JM di negeri Belanda mengatakan bahwa Tuan Andy Ajamiseba atas
nama Black Brothers memindjam uang Perdjoangan Papua sebanjak 80.000 Gulden
Nederland dan 6.200 Gulden Nederland dari Werk Groep Nieuw Guinea dan
berdjandji akan kembalikan. Sampai saat pidato ini disusun Andy Ajamiseba tidak
bisa datang kenegeri Belanda, karena utang-piutang ini. Andy Ajamiseba sebagai
Menteri Logistik dalam Kabinet Rumkorem, Pemerintah Revolusioner Sementara,
dipertjajakan mengurus dua operasi Logistik. Untuk tidak boleh Rumkorem ketahui
kemana hasil itu, Andy Ajamiseba black mail Rumkorem tidak boleh datang lagi
untuk bertemu Pemerintah Vanuatu di Vanuatu sampai alm. Rumkorem meninggal
dunia.
Sedjarah
Perdjoangan.di Papua terbalik 180 deradjat dari sedjarah2 bangsa2 didunia
internasional. Indonesia tidak mau adanja Proklamasi Sepihak 1 Juli 1971.
Tjaranja sama, Indonesia Proklamasi Sepihak 17-1945 dibawah Dr. Soekarno dan
Dr. Hatta. Empat tahun kemudian lewat Konferensi Medja Bundar di Den Haag,
Pemerintah Keradjaan Belanda berikan pengakuan kedaulatan. Tjara ini jang mana
PNRPB berusaha lewat negara2 didunia jang demokratis mentjari dukungan
internasional bagi pengakuan kedaulatan atas Proklamasi Sepihak 1 Juli 1971.
Ini BAHASA kita, ini TATA-TJARA kita untuk menjelesaikan masalah Papua Merdeka.
Indonesia litjik sekali membentuk Dialog Jakarta Papua, mengelabui rakjat Papua
dan Pedjoang2 untuk Papua Barat tetap mendjadi wilajah NKRI. Tipu muslihat baru
dengan terbentuknja United Liberation Movement (ULM) Indonesia mengadu-domba
orang2 Papua untuk satu lawan jang lain. Jang bertepuk tangan dari djauh adalah
Indonesia.
Untuk itu
Pemerintah dan Senat menjerukan kepada seluruh rakjat, lihat realitas
internasional. Kita berdjoang untuk satu tudjuan jang Am, Papua Merdeka !!
Tidak ada dua tudjuan. Tjara rakjat Papua kalah di PEPERA, sekarang Indonesia
berusaha dengan membentuk kelompok Dialog Jakarta Papua (akan dipublikasi bulan
Maret ini).
Rakjat Papua
dan Pedjoang2 jang mulia, Penanggung-djawab DIALOG JAKARTA PAPUA Pater Dr.
Neles Tebay, Pr. bertemu almarhum Seth Jafeth Rumkorem di Den Haag, Nederland.
Surat dari alm. tertanggal 28 Juni 2010 kepada Dewan Adat jang diserahkan lewat
Pater Neles Tebay. Ia tidak serahkan dan katakan kepada Tuan2 Dorinus Maury dan
Simon Sapioper setelah alm Rumkorem meninggal bahwa dia lupa untuk
menjerahkannja. Djawaban anak ketjil. Hamba Tuhan menipu !!!
Bagaimana
mau pimpin domba2 Tuhan ditanah Papua dengan terang Indjil. Djika Hamba Tuhan
sudah mendusta sesama saudaranja bagi kepentingan madjikannja Indonesia.Rakjat
dan Pedjoang2, anggota2 Tentara Pembebasan Nasional, dari Numbay sampai
Merauke, dari Sorong sampai dengan Baliem (Pegunungan Bintang-Bintang) dan dari
Biak sampai Pulau Adi waspada terhadap tipu muslihat Indonesia jang mendjelma
dalam orang2 Papua jang belum insjaf tjara2 PEPERA ala baru mendjelma dalam
DIALOG JAKARTA PAPUA.
Rakjat jang
heroik, anehnja Indonesia anggota MSG sedangkan ULM Observer jang tak punja hak
dalam forum. Dua2 dalam satu perahu Melanesia!!!
Hidup Rakjat
Papua!!! Hidup Pemerintah Nasional dan OPM !!!
a/n
Pemerintah Nasional dan Senat,
Louis Tz.
Nousy
Ketua Senat.
Thomas
Schwenckerstraat 30,
2563 BZ The
Hague, The Netherlands
www.ngrwp.org
- NGRWP